POLA DAN BENTUK MUKA BUMI PADA PETA


A. Pola dan Bentuk Permukaan Bumi
Salah satu ciri khas ilmu geografi adalah kemampuan menggunakan peta sebagai sarana belajar. Hakekatnya peta adalah gambar dari berbagai fenomena yang ada di bumi, sehingga peta adalah sumber informasi yang baik. Dalam hal ini kita akan belajar memanfaatkan peta guna memperoleh informasi tentang bentukbentuk dan pola muka bumi, baik dengan cara menganalisa, mendeskripsikan maupun dengan membuat diagram atau penampang dari kenampakan bumi yang ditampilkan peta. 
Bentuk-bentuk muka dan obyek geografi lainnya dapat dengan mudah kita temukan atau kitalihat. Namun demikan apabila kita mengadakan perjalanan ke laut kita tidak dapat melihat bentuk-bentuk muka bumi dasar laut. Bentuk-bentuk muka bumi ini memiliki sebaran yang berbeda-beda antara wilayah yang satu dengan wilayah lainnya. obyek. Konsep geografi yang mengkaji sebaran fenomena Geografi dalam ruang di permukaan bumi disebut dengan  konsep pola.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kajian pola dan bentuk muka bumi merupakan kajian tentang macam-macam bentuk muka bumi dan obyek geografi lainnya serta sebaran dari masing-masing bentuk muka bumi dalam suatu wilayah Bentuk-bentuk muka bumi di dalam peta tidak digambarkan ke dalam bentuk yang sesungguhnya, tetapi digambarkan dalam bentuk simbol. Oleh karena itu kita semua harus memahami simbol-simbol yang ada dalam peta agar kita dengan mudah dapat membaca atau menginterpretasi peta.

B. Interpretasi Pola dan Bentuk Permukaan Bumi dari Peta
Interpreasi peta merupakan kegiatan membaca peta dengan cara memaknai isi peta atas dasar simbol-simbol yang ada. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan penggambaran bentuk-bentuk muka bumi dan obyek geografi lainnya dalam peta tidak digambar sesuai dengan bentuk aslinya, tetapi digambarkan dalam bentuk simbol.


Interpretasi peta adalah kegiatan membaca peta atau menafsirkan atau memahami simbol-simbol yang ada pada peta. Penafsiran tersebut dapat dilakukan pada peta umum dan peta khusus.
Peta umum menggambarkan berbagai kenampakan umum permukaan bumi. Pada peta ini hal-hal yang ditafsirkan lebih bersifat fisik.
 Peta khusus menggambarkan kenampakan yang bersifat khusus. Misalnya peta iklim, transportasi, tambang, dan sebagainya.

Menginterpretasi Peta Umum

Dari sebuah peta kita dapat mengetahui bentuk relief dari suatu tempat/wilayah, baik itu wilayah dasar laut maupun wilayah daratan.  Kenampakan di daratan ada yang tertutup perairan yaitu :Samudra/Laut : Samudra adalah perairan yang sangat luas di muka bumi. Dalam peta, samudra/lautan digambarkan dengan warna biru (dari biru muda hingga biru tua). Semakin tua warna biru, menunjukkan bahwa laut tersebut semakin dalam. Misalnya: 1) biru sangat muda : kedalaman 0 – 200 m, 2). biru muda : kedalaman 200 – 2.000 m, 3). biru tua : kedalaman >2.000 m  
Sungai : Sungai adalah aliran air tawar di permukaan bumi dengan alur yang terbentuk secara alami. 
Danau : Danau adalah cekungan luas di daratan yang digenangi oleh air. Danau, meliputi danau alami dan danau buatan. Dalam peta, danau digambarkan dengan warna biru. 
Rawa : Rawa adalah dataran rendah yang selalu tegenang air (air hujan, air permukaan tanah, dan lainlain). Rawa dapat ditemui di tengah daratan ataupun di daerah pesisir pantai. Dalam peta, simbol rawa adalah beberapa baris garis putus-putus berwarna biru muda.
Kenampakan utama di daratan yang tidak tertutup oleh perairan adalah dataran, perbukitan, dan pegunungan.
Dataran : Dataran dapat berupa dataran rendah ataupun dataran tinggi (plateau/plato). Dataran rendah merupakan daerah luas, rendah, dan relatif datar.
Bukit/Perbukitan : Bukit adalah bagian permukaan bumi yang lebih tinggi dari dataran, tetapi lebih rendah dari gunung ( 200 – 300 m). Perbukitan adalah rangkaian bukit-bukit.
Pegunungan : Pegunungan adalah bagian permukaan bumi yang tinggi, jauh lebih tinggi dari dataran sekitarnya
Disamping itu didasar lautpun terdapat bentuk-bentuk relief sebagai berikut :
Paparan/selasar benua : Paparan benua (continental shelf) merupakan kelanjutan wilayah benua (kontinen).
Dataran abisal : Dataran abisal (bassin floor) adalah dasar laut yang luas setelah tebing benua, dan mengarah ke laut lepas. Dataran abisal merupakan bagian dari paparan benua.
Punggung laut (ridge/rise) : Punggung laut atau punggung bukit lautan, adalah bentukan di dasar laut yang mirip tanggul raksasa. Panjangnya bisa ribuan kilometer. Punggung laut dibatasi oleh laut dalam di kanan kirinya.
Gunung laut : Gunung laut adalah bagian yang berdiri sendiri, dan kakinya mulai dari dasar laut. Puncak gunung dapat muncul ke permukaan air. Contohnya Gunung Krakatau di Selat Sunda.
Lubuk laut/Basin : Lubuk laut atau basin/bekken adalah cekungan di dasar laut berbentuk bulat atau lonjong (oval).
Trench/ trog/ palung : Palung adalah dasar laut sangat dalam dan berdinding curam, yang semakin ke dasar semakin menyempit. Palung sempit dan tidak terlalu curam disebut trench, sedangkan jika lebih lebar dan curam disebut trog.
          Tentunya kita masih ingat bahwa simbol peta dapat dibedakan menjadi simbol titik, garis, bidang, warna dan Simbol piktorial. Untuk dapat membaca dan menginterpretasi peta dengan baik maka kita harus memahami terlebih dahulu arti dari masing-masing simbol. Dengan memahami arti dari masing-masing simbol kita dapat dengan mudah menginterprestasi obyek-obyek geografi dan sebaran dari obyek-obyek geografi dalam peta. Dalam peta umum simbol-simbol yang digambarkan mengikuti simbol-simbol yang konvensional. Tahukah kita yang dimaksud dengan symbol yang konvensional ? Simbol-simbol dalam peta yang sudah disepakati bersama disebut symbol konvensional. Adapun symbol dalam peta tematik biasanya menggunakan simbol yang tidak konvensional (bebas) dan tergantung dari si pembuat peta. Penggunaan simbol yang berbeda ini biasanya dalam bentuk simbol warna. Sebagai contoh warna coklat tua dalam peta umum menunjukkan daerah pegunungan tinggi, sedangkan dalam peta tematik mempunyai arti yang lain tergantung dari tema peta tersebut.
Ingatkah kita perbedaan antara peta umum dengan peta tematik? Peta yang menggambarkan berbagai kenampakan permukaan bumi disebut dengan peta umum. Sedangkan peta yang hanya menggambarkan satu fenomena geografi disebut peta tematik atau peta khusus. Untuk lebih jelasnya ambillah sebuah atlas dunia. Di dalam atlas ini sebagian besar isinya berupa peta umum. Contoh Peta Sumatera, Peta Jawa, Peta Kalimantan bahkan sampai peta berbagai negara di dunia. Sedangkan contoh dari peta tematik dalam atlas antara lain Peta Iklim, Peta Kepadatan Penduduk, Peta Hasil Bumi dan Peta Hasil Tambang. Apabila kita membuka atlas bagian depan, maka kita akan menemukan simbol-simbol yang konvensional. Simbol-simbol ini sangat membantu dalam interpretasi peta. Untuk lebih jelasnya marilah kita coba untuk interpretasi salah satu peta umum yang ada dalam atlas.
1. Peta Umum disini ada beberapa warna yang dapat kita lihat pada saat kita membaca pete tersebut, diantaranya:
a.  Warna Hijau, Warna hijau menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 200 m. Biasanya bentuk muka bumi yang terdapat pada ketinggian <200m didominasi olah dataran rendah. Dataran rendah di Jawa terdapat di sekitar sepanjang pantai utara dan pantai selatan.
b. Warna Hijau Muda, Warna hijau muda menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 200-400 m di atas permukaan laut. Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini berupa daerah yang landai dengan disertai bentuk-bentuk muka bumi bergelombang dan bukit. Penyebaran bentuk muka ini hampir menyeluruh di atas dataran rendah
c. Warna Kuning, Warna kuning menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 400-1000 m di atas permukaan laut. Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan dan pegunungan rendah. Penyebaran dari bentuk muka bumi ini berada di bagian tepi- tengah dari Provinsi Jawa tengah dan paling luas di sebelah tenggara Kabupaten Sukoharjo.
d. Warna Coklat Muda, Warna coklat muda menunjukkan daerah yang mempunyai ketinggian antara 1000-1500 m di atas permukaan air laut. Bentuk muka bumi yang dominan di daerah ini berupa pegunungan sedang disertai gunung-gunung yang rendah. Penyebaran dari bentuk muka ini berada di bagian tengah dari Jawa Tengah, seperti di sekitar Bumiayu, Banjarnegara, Temanggung, Wonosobo. Salatiga dan Tawangmangu.
e. Warna Coklat, Warna coklat menunjukkan daerah yang mempunyai ketinggian lebih dari 1500 m di atas permukaan air laut. Bentuk muka bumi di daerah ini didominasi oleh gunung-gunung yang relatif tinggi. Penyebaran dari gunung-gunung tersebut sebagian besar di bagian tengah dari Jawa Tengah.
f. Warna Biru Keputihan, Warna biru menunjukkan warna kenampakan perairan. Warna biru keputihan menunjukkan wilayah perairan yang kedalamannya kurang dari 200m. Bentuk muka bumi dasar laut di wilayah ini didominasi oleh bentuk lereng yang relatif landai. Zone di wilayah ini disebut dengan zona neritik. Penyebaran dari zone ini ada di sekitar pantai. Di wilayah perairan darat warna ini menunjukkan danau atau rawa. Di Wonogiri terdapat Waduk Gajahmungkur, diBawen terdapat Rawapening, di sekitar Kebumen terdapat waduk Wadaslinang dan Sempor dan masih ada beberapa wadu kecil lainnya.
g. Warnan Biru Muda, Warna Biru muda menunjukkan wilayah perairan laut yang mempunyai kedalaman antara 200-2000 m. Bentuk muka bumi dasar laut di wilayah ini didominasi oleh bentukan lereng yang relative terjal. Wilayah ini merupakan kelanjuitan dari zone neritik. Namun wilayah ini tidak tergambar dalam peta umum.
h. Warna Biru Tua, Warna biru tua menunjukkan wilayah perairan laut dengan kedalaman lebih dari 2000 m. Bentuk muka bumi dasar laut di sekitar P. Bali pada kedalaman >2000 m sulit untuk diketahui dan tidak bisa diinterprestasikan dari peta. Namun biasanya bentuk muka bumi pada laut dalam dapat berupa dataran, lubuk laut, drempel (punggung laut yang memisah antara laut yang dalam dan laut yang dangkal) dan palung laut. Bentuk muka bumi seperti ini juga tidak tergambar dalam peta umum.
i. Segitiga Warna Merah, Segitiga warna merah menunjukkan lambang gunung berapi yang masih aktif. Di dekat segitiga tersebut terdapat nama gunung dan angka yang menunjukkan ketinggian tempat gunung tersebut. Contoh gunung api yang ada di Jawa Tengah antara lain : Gunung Slamet (3426 m) terletak di sebelah utara Baturaden. Gunung Perahu ( 2565 m ) terletak di Dieng dan Gunung Merapi (2914 m) terletak di perbatasan Jawa Tengah-Yogyakarta. j. Segitiga Warna Hitam Segitiga warna hitam menunjukkan lambang gunung berapi yang tidak aktif.
Di dekat segitiga tersebut terdapat nama gunung dan angka yang menunjukkan ketinggian tempat gunung tersebut. Contoh Gunung Regojembangan ( 2177 m ) yang terdapat di sebelah utara Banjarnegara. Gunung Sumbing ( 3371 m ), terletak di sebelah selatan Wonosobo. Gunung Ungaran (2050 m ) terletak di sebelah barat Kabupaten Semarang. Gunun Merbabu ( 3142 m ) terletak di sebelah selatan Salatiga dan Gunung Muria ( 1602 m ) yang terletak di sebelah timur Kabupaten Jepara.
k. Garis Warna Merah, Garis warna merah menunjukkan kenampakan buatan yang berupa jalan aspal. Hampir di seluruh wilayah Jawah Tengah terdapat jalan aspal. Fungsi jalan ini menghubungkan antara tempat satu dengan lainnya. Oleh karena itu apabila kita pergi ke Jawa Tengah akan mudah mendapatkan alat transportasi untuk menuju ke suatu tempat.
l. Garis Hitam Putus, Garis hitam putus-putus menunjukkan menjukkan kenampakan buatan yang berupa jalan kerata api. Di jawa Tengah terdapat dua jalur kereta api yaitu Jalur utara yang lewat Pekalongan – Semarang sampai Blora dan jalur selatan yang melewati kebumen, Purworejo dan Surakarta m. Garis Lengkung Warna Biru Garis lengkung warna biru menunjukkan kenampakan alam yang berupa sungai. Di sebelah garis tersebut terdapat nama sungai. Di Jawa Tengah terdapat banyak sungai diantaranya yang cukup besar adalah Sungai Serayu, Sungai serang, Sungai Bengawan Solo, dan Sungai Lusi.
n. Gambar Jangkar atau kapal, Gambar jangkar atau kapal menunjukkan kenampakan buatan yang berupa pelabuhan. Dalam peta nampak bahwa di pantai utara wilayah Jawa tengah terdapat 3 buah pelabuhan, yaitu di Semarang, Pekalongan, dan Tegal. Sedangkan di Panati Selatan terdapat di Cilacap.
o. Gambar Pesawat Terbang, Gambar pesawat erbang menunjukkan keampakan buatan yang berupa bandar udara Ada atlas yang menggambarkan bandar udara dengan simbol gambar pesawat berwarna merah, tetapi ada juga yang berwarna hitam.
3. Lakukan interpretasi peta tentang pola dan bentuk-bentuk muka bumi.yang ada di Provinsi Bali, yang Meliputi :
a. Sebaran dataran rendah
b. Sebaran dataran tinggi
c. Sebaran gunung berapi dan gunung tidak berapi
d. Sebaran pegunungan rendah, sedang dan tinggi
e. Sebaran danau
f. Sebaran sungai
g. Sebaran jalan
h. Sebaran pelabuhan
i. Sebaran bandar udara
j. Kondisi peraran laut
Peta Pola dan Bentuk Permukaan Bumi  Sebagai bahan kajian kita simak Peta Thailand. Perhatikan warna hijau yang menunjukkan daratan rendah di Thailand. Berapakah ketinggian daerah yang diberi warna hijau? Ya , benar maksimal 200 meter. Dalam hal ini maka daerah itu termasuk daerah yang disebut dataran rendah. Sekarang perhatikan polanya!. Daerah dataran rendah di Thailand ternyata mempunyai pola yang mengelompok dan kompak, terdiri dari 3 kelompok besar dataran rendah. Di bagian Selatan terdapat dataran rendah dengan bentuk yang memanjang dari kota Pran Buri di Utara sampai kota Patani di Selatan. Kemudian dataran rendah Chao Phraya relatif berbentuk empat persegi panjang dengan pojok-pojoknya kota Raheng, Phitsanulok, Ayutthaya dan kota Kanchanaburi. Sedangkan dataran rendah sebelah Timur berbentuk segitiga dengan kota-kota Udon Thani , Ubon dan Korat menjadi simpul segitiganya.
Dengan pola dan bentuk yang menguntungkan tersebut maka Thailand memanfaatkan daerah dataran rendah sebagai pusat pertanian terutama padi, sehingga Thailand menjadi negara
pegekspor beras terbesar di dunia. Dengan contoh tersebut diharapkan kita dapat mengamati dan menemukan pola dan bentuk obyek geografi sesuai dengan bentang alamnya (pegunungan,danau, gunung, lembah , sungai dan sebagainya) di masing-masing negara sehingga semakin memperdalam pemahaman terhadap bentuk muka bumi.

2. Peta Tematik
Pernahkah kita melakukan interpretasi peta tematik ? Sebenarnya interpretasi peta tematik lebih mudah dibandingkan dengan interpretasi peta umum. Mengapa demikian ? Karena legenda yang menjelaskan simbol-simbol dalam peta terdapat dalam peta. Sedangkan dalam peta umum legenda ada di luar peta. Di dalam atlas legenda peta umum ada di bagian depan dari atlas. Sebagian besar isi atlas berupa peta umum, namun di bagian depan biasanya terdapat beberapa peta tematik seperti : Peta Kepadatan Penduduk Indonesia, Peta Jalur Transportasi, Peta Fauna Utama Indonesia, Peta Hasil Bumi dan Laut Indonesia, Peta Hasil Tambang Indonesia, dan Peta Persebaran Daerah Industri. Di antara peta – peta tematik tersebut, yang menggunakan simbol warna hanyalah Peta Kepadatan Penduduk Indonesia.
Apakah simbol warna yang digunakan dalam peta umum sama dengan simbol warna dalam peta kepadatan penduduk ? Untuk mengetahui lebih jauh Marilah kita coba melakukan interpretasi Peta Kepadatan Penduduk Indonesia.
a. Warna Hijau Kebiruan
Warna hijau kebiruan menunjukkan wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk antara 0-50 jiwa/km2. Wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk seperti ini terdapat di sebagian besar Sumatera bagian tengah, sebagian besar Kalimantan Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.
b. Warna Hijau Muda
Warna hijau muda menunjukkan wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk antara 51-100 jiwa/km2. Wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk seperti ini adalah Sumatera Barat., sebagian besar Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan c. Hijau Kekuningan Warna hijau kekuningan menunjukkan wilayah yang memiliki kepadatan penduduk antara 101-150 jiwa/km2. Wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk seperti ini teradapat di Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat , Sulawesi Utara, dan Gorontalo.
d. Warna Kuning
Warna kuning menunjukkan wilayah yang memiliki kepadatan penduduk antara 151-500 jiwa./km2. Wilayah yang memiliki kepadatan penduduk seperti ini adalah Provinsi Lampung.
e. Warna Abu-Abu
Warna abu-abu menunjukkan wilayah yang memiliki kepadatan penduduk antara 501-1000 jiwa/km2. Wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk seperti ini terdapat diseluruh Pulau Jawa kecuali Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
f. Warna Kemerahan
Warna kemerahan menunjukkan wilayah yang memiliki kepadatan . Peta Kepadatan Penduduk Indonesia (sumber: Atlas Pelajar 2002). Peta Pola dan Bentuk Permukaan Bumi penduduk antara >1000 jiwa/km2. Wilayah yang memiliki kepadatan penduduk seperti ini adalah Derah Kgusus Ibukota Jakarta.
Apabila kita perhatikan, ternyata arti dari simbol warna dalam peta tematik berbeda dengan simbol warna dalam peta umum.
Apabila kita ingin interpretasi peta wilayah lautan, jenis peta apa yang akan kita interpretasi ? Peta umum atau peta tematik. Jika menggunakan peta umum kita hanya akan memperoleh informasi tentang kedalaman air laut. Jika yang kita inginkan tentang relief dasar laut, maka kita harus interpretasi dari peta tematik yang berupa peta kontur dasar laut. Namun demikian jenis peta ini sulit didapatkan. Jika kita dapa memperolenya, maka informasi yang akan kita peroleh antara lain :
a. Landas kontinen (continental shelf), yaitu wilayah laut yang dangkal di sepanjang pantai dengan kedalaman kurang dari 200 m, dan dengan kemiringan yang landai.
b. Dangkalan (plat), merupakan perluasan dari shelf, dengan kedalaman lebih kurang 200-2000 m dan masih merupakan kelanjutan dari benua.
c. Lereng benua (continental slope), merupakan lereng benua kelanjutan dari shelf atau plat dengan kedalaman laut umumnya lebih kurang 2.000-2.500 m dan kemiringan antara 4 % sampai 6%.
d. Dulang jeluk (abyssal), daerah atau kawasan ini merupakan daerah yang memiliki relief datar terletak di bagian laut dalam, dan luasnya mencakup hingga dua pertiga luas dasar lautan.
e. Gunung laut (seamount), yaitu gunung dasar laut dengan lereng yang curam dan berpuncak runcing serta kemungkinan mempunyai tinggi sampai 1 km atau lebih, tetapi tidak sampai ke permukaan laut.
f. Palung laut (trench atau trog), adalah bagian laut yang sangat dalam (kedalaman lebih dari 5000 meter), bentuknya memanjang dan sempit. Terjadi karena proses penenggelaman yang terus menerus. Bagian laut yang terdalam adalah berbentuk saluran yang seolah-olah terpisah sangat dalam yang
terdapat di perbatasan antara benua dengan kepulauan.
g. Lubuk laut (basin atau ledok laut), yaitu bagian laut yang dalam terjadi karena pemerosotan dasar laut, berdinding curam dan berbentuk mangkuk. Pada dasarnya proses terjadinya sama dengan palung laut, tetapi berbeda pada bentuknya yang membulat dan kedalamannya lebih dari 5000 meter.
h. Atol, yaitu terdiri dari kumpulan pulau-pulau yang sebagian tenggelam di bawah permukaan laut. Batu-batuan yang terdapat di sini ditandai oleh adanya terumbu karang yang terbentuk seperti cincin.
i. Punggung laut (midoceanic ridge), adalah bagian-bagian dasar laut yang menjulang ke atas sebagai pegunungan besar dan sangat panjang yang ada di tengah samudera, sebagian ada yang muncul di atas permukaan air laut.
j. Ambang laut atau drempel, adalah bagian laut yang dangkal karena dasar lautnya tinggi, sehingga memisahkan dua laut dalam.
k. Alur-alur laut, yaitu relief dasar laut sebagai hasil dari dasar sungai yang mengalami penenggelaman.
1. Ambilah Atlas Pelajar Indonesia dan Dunia
2. Buka halaman peta tentang hasil tambang Indonesia!
3. Lakukan interpretasi tentang jenis dan sebaran hasil tambang di Indonesia
Peta tentang pola dan bentuk-bentuk muka bumi berisi analisa bentuk muka bumi pada peta , diagram / penampang melintang bentuk muka bumi daratan dan dasar laut dan deskripsi pola dan bentuk obyek geografi sesuai dengan bentang alamnya. Warna pada peta umum dapat digunakan mengetahui bentuk permukaan bumi. Kenampakan yang berbentuk dataran rendah, dataran tinggi, gunung berapi, pegunungan, danau, laut, sungai, rawa, dapat dikenali melalui warna dalam peta. Simbol warna dalam peta tematik mempunyai arti yang berbeda dengan simbol warna dalam peta umum.

Comments

Popular posts from this blog

Soal Kunci Jawaban IPS

Perlawanan Aceh terhadap Penjajahan Jepang

Soal dan Jawaban Negara Maju dan Negara Berkembang